Dre@ming Kids School Akhirnya Tercipta

17 06 2014
I Wayan Arjawa, ST

I Wayan Arjawa, ST. Pendiri Dre@ming Kids School

Keperihatinan kami melihat banyak sekolah baik negeri maupun swasta yang berjalan tidak sesuai dengan konsep. Ini menurut kami. Sebagai contoh guru selalu mengatakan dan membebankan kesalahan pada siswa tatkala seorang siswa tidak mampu menyerap materi “bodoh” padahal menurut konsep kami yang justru harus disalahkan atas kebodohan siswa adalah guru. Kenapa? Logikanya jika siswa itu pintar kan nggak usah sekolah langsung saja bikin poster menjadi calon DPR. Kedua bukankah tugas seorang guru adalah mendidik agar siswa menjadi pintar.

 

Ada sekolah yang begitu sangat mahal, namun ketika ada siswa hiperaktif sekolah tersebut mengeluh dan meminta agar orang tua siswa menunggui anaknya. Dengan tegas saya bilang jika konsep menunggui anak saat belajar disekolah adalah konsep yang salah. Logikanya jika saat belajar siswa ditunggui, guru memang akan gampang mengajar karena seolah-olah siswa yang bersangkutan bisa mengikuti pelajaran padahal sesungguhnya hal itu akan membodoh-bodohi siswa dan orang tua yang bersangkutan. Menunggui siswa saat belajar dengan alasan siswa tersebut tidak mandiri adalah hal yang salah kaprah, karena sesungguhnya yang tidak mandiri adalah gurunya karena tidak mampu menyesaikan fungsi dan tugasnya untuk mengatasi anak tersebut.

 

Jaman sekarang tidak seperti jaman dulu, kalau dulu siswa dikasi libur senangnya luar biasa, karena dapat bermain sambil mengisi liburan, namun jaman sekarang anak di kasi libur, mereka malah menangis minta sekolah, itulah sebabnya sekolah betapapun mahalnya pasti laku dan dicari oleh orang tua karena ekspetasi mereka sekolah yang mahal akan memberikan pendidikan yang lebih, itu harapan kita sebagai orang tua. Tapi cobalah lihat apa ada sekolah seperti itu?. Sekolah mahal, murah, negri sama saja, kalau sudah libur ya libur saja. Bahkan saya pribadi membayarkan sekolah anak saya mahal merasa sangat kecewa, kita bayar SPP full tiap bulannya, masak belajar cuma 5 hari dalam sebulan, 12 hari itupun tidak sampai full dia belajar di sekolah. Seperti bulan Juni dia sekolah cuma 8 hari termasuk pengambilan raport, juli pertengahan bulan baru masuk SPP tetap bayar full. Kami sangat kecewa karena tidak ada kreativitas pihak sekolah untuk mengatasi permasalahan itu. Di Dre@ming Kids nanti kami akan mengadakan additional class, yang sifatnya tidak wajib tapi gratis, bagi siswa yang tidak ingin mengikuti additional class (ingin berlibur kami persilahkan), namun bagi anak yang ingin tetap belajar mengisi liburan kami sudah menjalin kerjasama dengan xcata.com (Bimbingan Belajar), Dre@ming Media (Kursus Computer), DLC (Kursus Bahasa Inggris). Ketiga lembaga tersebut sudah siap memberikan program terbaiknya bagi anak-anak yang ingin mengisi liburan dengan belajar di Dre@ming Kids School. Sehingga orang tua tidak akan merasa rugi membayar SPP anaknya, karena anaknya dapat pendidikan yang optimal sesuai dengan harapan.

Itu adalah sebagian kecil contoh betapa buramnya sistem pendidikan yang seolah-olah benar bagi sekolah yang menjalankannya.

 

Terinspirasi dari keinginan untuk memperbaiki sistem yang salah itu minimal menurut kami. Maka melalui Yayasan Arjawa Bhakti Persadha. Kami mendirikan Dre@ming Kids Kindergarten (TK Dre@ming Kids) dan Dre@ming Kids Elementary School (SD Dre@ming Kids).

 

Tepat pada hari Senin, 9 Desember 2013. Kami mulai meletakkan tiang pagar ditanah pribadi milik I Wayan Arjawa, S.T. seluas kurang lebih 30 are. Semoga pembangunan ini bisa berjalan dengan lancar dan sekolah sudah bisa beroperasi pada Juli 2015. Astungkara.

yabapa.com


Actions

Information

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s




%d bloggers like this: